Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Hama Tanaman Padi – Hama sudah menjadi salah satu rintangan yang kemungkinan besar harus dihadapi oleh petani dan akan menyebabkan gagal panen. Akan tetapi, serangan hama dapat dikendalikan agar dampak yang ditimbulkan tidak terlalu parah.
Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian tersebut bisa dilakukan melalui pengendalian hama terpadu atau PHT tanaman padi.
- Penggerek Batang Padi
Hama penggerek batang padi dapat menyerang seluruh stadium pertumbuhan tanaman. Pada stadium vegetatif, serangan hama ini menyebabkan kematian anakan, sedangkan pada stadium generatif mengakibatkan malai berubah menjadi putih dan hampa. Hama penggerek batang padi kerap menyerang tanaman yang ditanam di lahan rawa, kering, dan irigasi.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara menanam serentak seluruh tanaman untuk membatasi sumber makanan bagi hama, melakukan rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup, melakukan pengaturan waktu tanam, dan juga memasang perangkap lampu. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menanam purun tikus untuk mengendalikan tanaman padi di lahan rawa dan air masam.
- Walang Sangit
Hama walang sangit kerap kali menyerang tanaman padi yang ditanam di lahan rawa, lahan kering, serta irigasi. Hama ini mengisap bulir padi selama 24 jam dan paling sering menyerang tanaman pada pukul 5 sampai 9 pagi dan sore hingga 7 malam. Hama walang sangit dapat dikendalikan dengan cara menanam secara serempak. Selain itu, memancing hama dengan bangkai yang menimbulkan aroma tajam, seperti bangkai kepiting, keong mas, ikan, kotoran ayam, atau daging busuk.
- Tikus
Tikus sudah menjadi hama utama yang mengakibatkan kerusakan pada tanaman padi. Tikus dapat menyerang tanaman padi dari masa persemaian hingga panen. Hama tikus cenderung susah dikendalikan karena tingkat produktivitas tikus terbilang cukup tinggi. Pengendalian tikus bisa dilakukan dengan cara memasang liniear trap barrier system serta trap barrier system.
- Pelipat Daun
Hama pelipat daun kerap kali menyerang tanaman padi yang tumbuh di lahan rawa, kering, dan irigasi. Ulat-ulat yang baru menetas akan mengeluarkan benang untuk melipat daun. Ulat pelipat daun dapat dikendalikan dengan cara menanam serempak, memanfaatkan musuh alami, dan menggunakan insektisida berbahan aktif fipronil.