8 Jenis Pupuk Organik Untuk Tanaman di Rumah –Â Dengan intensitas cahaya yang baik, kadar air yang cukup, kualitas tanah yang subur, umumnya tanaman mampu tumbuh secara alami. Akan tetapi, untuk perawatan intensif, tanaman juga memerlukan pupuk untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya, salah satunya pupuk organik.
Pengertian Pupuk Organik
Pada umumnya, pupuk organik merupakan salah satu jenis pupuk yang terbentuk dari materi alami makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, serta manusia. Penggunaannya untuk menutrisi tanah dan juga tumbuhan secara alami.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian no. 2 tahun 2006 mengenai Pupuk Organik dan Pembenah Tanah pasal 1 ayat 1, pupuk organik dijelaskan sebagai pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang sudah melewati proses rekayasa. Pupuk ini dapat memiliki bentuk padat atau cair yang digunakan untuk membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Jenis-Jenis Pupuk Organik
Dalam bidang pertanian, terdapat beberapa jenis pupuk organik yang umum digunakan, antara lain :
1. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan salah satu jenis pupuk organik yang kerap digunakan karena mudah diperoleh serta murah. Asal mula pupuk ini bersumber dari kotoran hewan ternak ataupun unggas seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan juga ayam.
Jenis pupuk ini efektif untuk menyuburkan tanah dan tumbuhan karena memiliki kandungan banyak unsur hara atau nutrisi makro seperti fosfor, nitrogen, dan kalium, serta unsur mikro seperti magnesium, sulfur, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga. Pupuk kandang dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan suhu serta proses penguraian, yakni pupuk dingin dan pupuk panas.
2. Pupuk hijau
Pupuk hijau merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari bahan dasar dari tanaman atau tumbuhan hijau. Tanaman yang digunakan sebagai pupuk hijau dapat bersumber dari tanaman hasil sisa panen atau tanaman biasa yang dimanfaatkan sebagai pupuk. Segala jenis tanaman sebenarnya dapat dijadikan sumber pupuk hijau.
Akan tetapi, jenis kacangan-kacangan kerap kali digunakan karena tanaman ini mengandung nitrogen yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tidak hanya itu, kacang-kacangan juga mudah terurai sehingga penyediaan hara menjadi lebih cepat. Pupuk jenis ini juga digunakan karena efektif untuk membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah sebagai media tanam tumbuhan.
3. Pupuk kompos
Pupuk kompos terbuat dari sisa bahan organik yang bersumber dari tumbuhan, hewan, serta limbah organik secara alami dengan cara dekomposisi atau fermentasi. Materi yang diuraikan melalui proses biologis ini melibatkan bantuan mikroorganisme (jamur, bakteri, atau kapang) dan juga makroorganisme (cacing tanah).
4. Pupuk hayati
Pupuk hayati atau dikenal dengan pupuk mikrobiologis (biofertilizer) merupakan pupuk yang bekerja dengan memanfaatkan organisme hidup. Pupuk ini lain dengan pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah.
Meskipun menurut materi pembentuknya tidak termasuk golongan organik, karena melewati proses rekayasa atau buatan, banyak orang berpendapat pupuk ini sebagai pupuk organik. Fungsi dari pupuk ini antara lain untuk membantu memperbaiki struktur tanah serta memproduksi nutrisi bagi tanah dan tanaman, serta memangkas pertumbuhan parasit bagi tanaman.
5. Humus
Humus merupakan unsur organik yang bersumber dari proses dekomposisi atau pelapukan dari daun-daunan dan ranting tanaman yang membusuk. Tidak hanya dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan, untuk membuat humus dibutuhkan bahan baku seperti limbah dari pertanian dan peternakan, makanan, kayu, atau sampah rumah tangga. Humus dapat menunjang meningkatkan kadar air tanah, mencegah erosi, serta mempercepat proses penghancuran senyawa beracun dalam tanah.
6. Pupuk Serasah
Pupuk serasah merupakan jenis pupuk alami yang mempunyai senyawa berbasis karbon yang terbuat dari limbah organik nabati atau komponen tanaman yang sudah tidak lagi terpakai dan berubah warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan juga rumput. Pupuk ini juga dikenal sebagai pupuk penutup tanah karena dapat diletakkan di atas permukaan tanah. Tidak hanya membantu menyuburkan tanah, pupuk serasah juga berguna untuk menjaga kelembapan serta tekstur tanah agar tetap baik dan mencegah penyakit pada tanaman akibat air hujan.
7. Pupuk organik cair
Tidak hanya berbentuk padat, pupuk organik pun dapat dijumpai dalam bentuk cair. Pupuk ini bersumber dari urin ternak atau hasil dari proses fermentasi bahan-bahan organik seperti buah-buahan busuk dan bahan pupuk organik lainnya. Pupuk organik cair umunya digunakan sebagai pelengkap dengan cara disemprotkan ke daun atau disiramkan pada permukaan tanah dekat tanaman.
Dan biasanya, bahan baku pembuatan pupuk ini sama dengan pupuk organik lainnya yang memiliki bentuk padat. Akan tetapi, pupuk jenis ini perlu ditambahkan air dengan proses perendaman serta beberapa proses lainnya, sehingga menghasilkan pupuk cair. Jenis pupuk ini digemari karena praktis serta mudah digunakan.
8. Pupuk guano
Pupuk guano merupakan jenis pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran kelelawar atau guano. Kotoran tersebut mengendap lama di dalam gua kemudian bercampur dengan tanah serta bakteri pengurai di sarang kelelawar.