Fase Pertumbuhan Padi Sawah – Pada umumnya, pertumbuhan tanaman padi pada sektor pertanian bekali dengan berbagai faktor yang diantaranya yaitu faktor luar atau biasanya disebut dengan faktor eksternal yang dimana faktor tersebut berupa faktor lingkungan.
Selain itu ada juga faktor dalam atau yang biasanya disebut dengan faktor internal yang dimana ini adalah faktor genetik dan hormonal. Dalam faktor eksternal, biasanya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi yang diantaranya terdiri dari :
Iklim Untuk Fase Pertumbuhan Padi Sawah
Dalam pertumbuhan tanaman padi, faktor iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh karena tanaman padi ini sebaiknya ditanam dan cocok untuk tumbuh pada iklim tropis yang dimana terdapat banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan iklim ini terdiri dari beberapa aspek seperti curah hujan, suhu, ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan musim.
1. Curah Hujan
Sebenarnya tanaman padi ini membutuhkan tingkat curah hujan yang baik yang berada diantara 200mm per bulan atau sekitar 1.500 hingga 2.000 mm per tahun yang didistribusi selama 4 bulan. Dengan curah hujan yang baik maka akan mempengaruhi dampak yang baik juga dalam pengairan. Dengan demikian genangan air yang dibutuhkan pada tanaman padi di sawah dapat tercukupi.
2. Suhu TanamanÂ
Pada umumnya tanaman padi ini membutuhkan suhu yang berada diantara 11°- 25°C untuk jenis tanaman perkecambahan, sedangkan untuk tanaman bunga membutuhkan suhu yang berada di antara 22°- 23°C, dan untuk pembentukan biji memerlukan suhu yang berada di antara 20°- 25°C.
3. Ketinggian Tempat
Biasanya tanaman padi akan bertumbuh dengan sempurna jika berada pada tempat yang memiliki ketinggian sekitar 2 hingga 1500 mdpl.
4. Intensitas Cahaya Matahari
Umumnya yang menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas pada suatu tanaman disebabkan karena cahaya matahari yang relatif rendah. Selain itu, dengan rendahnya intensitas cahaya matahari pada tanaman juga akan mengakibatkan laju fotosintesis menjadi terganggu dan laju sintesis karbohidrat juga terganggu.
Adanya hal ini akan berakibat penurunan laju pertumbuhan dan tingkat produktivitas yang terdapat pada tanaman. Sebaliknya, dengan adanya intensitas tingkat cahaya matahari yang tinggi ketika masa pengisian bulir akan berperan dalam meningkatkan tingkat produksi pada biomas. Hal ini akan berakibat pada ketinggian bulir, selanjutnya dapat meningkatkan hasil tanaman padi.
5. Angin
Dalam pertumbuhan tanaman padi biasanya angin ini berperan untuk membantu proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman. Akan tetapi di sisi lain, angin dapat memberikan peran negatif karena dapat menularkan berbagai penyakit pada tanaman padi melalui angin. Dengan adanya angin, buah juga dapat menjadi hampa dan menyebabkan tanaman menjadi roboh.
6. Musim
Dalam pertumbuhannya, musim menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam pertumbuhan tanaman padi, terlebih Indonesia memiliki dua musim yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau dengan dampak yang cukup besar terhadap kuantitas dan kualitas pada tanaman padi. Sebaiknya tanaman padi ini dilakukan penanaman ketika musim kemarau tiba karena jika musim hujan pengairannya terbilang kurang baik.
Selain itu, musim penyerbukan dan pembuahan pada tanaman padi yang dilakukan pada musim kemarau tidak akan terganggu oleh hujan. Dengan demikian hasil padi yang dihasilkan akan lebih banyak. Namun biasanya tanaman padi yang ditanam pada saat musim hujan akan terhambat oleh proses penyerbukan dan pembuahan yang terganggu karena hujan. Hal ini akan menyebabkan banyak biji padi yang menjadi hampa.
7. AirÂ
Secara umum kebutuhan air pada tanaman padi pada sangat dipengaruhi oleh topografi, jenis tanah, periode pertumbuhan serta praktik budidayanya. Tanaman padi ini dapat diartikan sebagai tanaman yang sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan, sehingga tanda awal pada saat penurunan air tanah ini terdapat penggulungan daun yang pada akhirnya dapat menguras radiasi surya pada daun.
Terjadinya kekeringan akan berpengaruh pada saat morfologi dan fisiologi yang terdapat pada tanaman padi seperti tertundanya pembungaan, pengurangan distribusi dan alokasi bahan kering, serta dapat mengurangi kapasitas fotosintesis sebagai akibat dari menutupnya stomata.
8. Unsur Hara atau Nutrisi
Salah satu unsur hara yang paling utama yang dibutuhkan dalam jumlah banyak pada budidaya tanaman padi di sawah yaitu nitrogen. Apabila penggunaan nitrogen tersebut tidak tepat maka dapat berakibat mencemari lingkungan khususnya mencemari air. Pada tanaman padi biasanya membutuhkan nitrogen pada saat fase pembentukan primordial bunga dan pada saat fase awal generatif.
Dengan melakukan pemberian nitrogen pada tanaman padi dapat meningkatkan jumlah anakan dan ukuran yang terdapat pada gabah yang terdapat di setiap malai. Nitrogen dalam tanah sangat memberikan ketergantungan pada pertanian padi di sawah, karena sepanjang periode pertumbuhan tanaman padi tersebut nitrogen sangat diperlukan. Biasanya nitrogen ini digunakan pada awal hingga pertengahan pembentukan anakan atau disebut dengan mid tillering dan pada saat tahap awal pembentukan malai.
Selama proses pemasakan sangat diperlukan suplai nitrogen yang berfungsi untuk menunda gugurnya daun, memelihara fotosintesis selama pengisian biji serta dapat meningkatkan kadar protein yang ada di dalam biji. Dalam peningkatan produksi padi di sawah, pupuk nitrogen memegang peran yang cukup penting. Pupuk N tersebut bersumber dari urea, yang dimana tanaman hanya dapat menyerapnya 30% dari pupuk yang diberikan.