Distributor Resmi AMTAST di Indonesia

Strategi Pengukuran Viskositas untuk Stabilitas Herbal

Rotational viscometer measuring an amber herbal extract's viscosity on a lab bench for herbal stability research.

Pernahkah Anda mengembangkan formulasi suspensi herbal yang sempurna, hanya untuk melihatnya mengendap setelah beberapa minggu? Atau membuat sirup dengan kekentalan yang pas, namun batch produksi berikutnya ternyata jauh lebih encer? Masalah seperti ini bukan sekadar gangguan kecil; ini adalah cerminan dari ketidakstabilan formulasi yang dapat merusak kualitas produk, kepercayaan konsumen, dan pada akhirnya, reputasi bisnis Anda.

Ketidakstabilan produk adalah momok bagi para formulator dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di industri herbal. Namun, ada satu parameter kunci yang seringkali menjadi akar sekaligus solusi dari masalah ini: viskositas. Mengontrol kekentalan bukan hanya soal estetika, melainkan pilar utama dalam menjamin stabilitas dan kualitas produk.

Artikel ini adalah panduan komprehensif Anda, dari teori hingga praktik, untuk menguasai pengukuran viskositas sebagai strategi utama dalam menciptakan produk herbal yang stabil dan unggul. Kami akan membedah mengapa viskositas sangat krusial, bagaimana cara mengukurnya dengan benar, dan strategi formulasi apa yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi masalah stabilitas sekali dan untuk selamanya. Mari kita ubah tantangan formulasi menjadi produk berkualitas tinggi yang siap bersaing di pasar.

  1. Mengapa Viskositas adalah Parameter Kunci Stabilitas Produk Herbal?
  2. Memahami Tiga Pilar Stabilitas Formulasi Herbal
  3. Metode Praktis Pengukuran Viskositas Sediaan Herbal
    1. Panduan Langkah-demi-Langkah: Menggunakan Viskometer Brookfield
    2. Menginterpretasikan Hasil: Apa Arti Angka Viskositas Anda?
  4. Hubungan Sebab-Akibat: Bagaimana Viskositas Mempengaruhi Stabilitas
    1. Studi Kasus Nyata: Kegagalan Formulasi Akibat Viskositas Rendah
  5. Strategi Jitu Mengontrol Viskositas & Menjamin Stabilitas
    1. Memilih Bahan Pengental (Suspending Agent) yang Tepat
    2. Mengontrol Suhu, pH, dan Eksipien Lainnya
    3. Checklist Troubleshooting Formulasi Tidak Stabil
  6. Kesimpulan
  7. Referensi

Mengapa Viskositas adalah Parameter Kunci Stabilitas Produk Herbal?

Dalam konteks sediaan herbal, viskositas adalah istilah ilmiah untuk “kekentalan” atau resistensi cairan terhadap aliran. Ini adalah parameter mutu fisik yang fundamental dan diatur dalam standar resmi seperti Farmakope Indonesia. Namun, perannya jauh melampaui sekadar angka di lembar spesifikasi. Viskositas secara langsung memengaruhi hampir setiap aspek kualitas produk yang dirasakan oleh konsumen dan efektivitas sediaan itu sendiri.

Seorang formulator berpengalaman akan setuju bahwa viskositas yang tepat adalah kunci penerimaan produk. Bayangkan sebuah sirup obat batuk herbal: jika terlalu encer, konsumen akan meragukan potensinya dan dosisnya mungkin tidak akurat. Sebaliknya, jika terlalu kental, akan sulit dituang dan ditelan. Untuk sediaan topikal seperti gel atau krim, viskositas menentukan kemudahan pengaplikasian, penyerapan, dan sensasi di kulit.

Lebih dari itu, viskositas adalah penjaga stabilitas fisik. Pada sediaan suspensi, di mana partikel ekstrak tidak larut dan tersebar dalam cairan, viskositas yang optimal akan menahan partikel-partikel tersebut agar tidak cepat mengendap. Ini memastikan bahwa setiap sendok yang dikonsumsi mengandung dosis zat aktif yang seragam dari awal hingga akhir botol. Oleh karena itu, mengukur dan mengontrol viskositas bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk menjamin kualitas, keamanan, dan konsistensi produk herbal Anda.

Memahami Tiga Pilar Stabilitas Formulasi Herbal

Stabilitas formulasi adalah kemampuan produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya—seperti saat pertama kali dibuat—selama periode penyimpanan dan penggunaan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa stabilitas produk yang tidak memadai dapat menyebabkan perubahan pada karakteristik fisik, kimiawi, dan mikrobiologi[1]. Untuk memastikan produk herbal Anda tetap aman dan efektif, Anda harus menjaga tiga pilar stabilitas berikut:

  1. Stabilitas Fisik: Ini adalah aspek yang paling mudah diamati secara visual. Perubahan fisik menandakan adanya masalah dalam formulasi. Parameternya meliputi warna, bau, rasa, pH, dan tentu saja, viskositas. Tanda-tanda ketidakstabilan fisik yang umum adalah pengendapan (sedimentasi) pada suspensi, pemisahan fase pada emulsi, atau perubahan kekentalan yang drastis.
  2. Stabilitas Kimia: Pilar ini memastikan bahwa senyawa aktif dalam produk herbal tidak terurai atau berkurang potensinya selama masa simpan. Batas umum yang dapat diterima adalah kadar zat aktif tidak boleh turun lebih dari 10% dari kadar awal. Ketidakstabilan kimia dapat mengurangi efikasi produk atau bahkan membentuk senyawa baru yang tidak diinginkan.
  3. Stabilitas Mikrobiologi: Sediaan herbal, terutama yang berbasis air dan mengandung gula, rentan terhadap kontaminasi mikroba seperti bakteri dan jamur. Stabilitas mikrobiologi berarti produk terlindungi dari pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak produk dan membahayakan kesehatan konsumen.

Untuk mengevaluasi ketiga pilar ini, industri farmasi mengikuti pedoman uji stabilitas yang ketat. Menurut BPOM, kondisi umum untuk uji stabilitas jangka panjang di wilayah ASEAN (zona iklim IV B) adalah pada suhu 30ºC dan kelembaban relatif 75%[1]. Uji ini dilakukan dalam jangka panjang (real time) dan dipercepat (accelerated) pada kondisi yang lebih ekstrem untuk memprediksi umur simpan produk.

Jenis StabilitasParameter Kritis yang DiujiContoh Masalah
FisikWarna, Bau, Rasa, pH, Viskositas, Homogenitas, SedimentasiSuspensi mengendap, sirup menjadi keruh, warna memudar
KimiaKadar atau Potensi Zat Aktif, Produk DegradasiKhasiat produk menurun, terbentuknya senyawa baru
MikrobiologiAngka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang Khamir (AKK)Tumbuhnya jamur pada permukaan sirup, bau asam

Untuk mendalami regulasi resmi, Anda dapat merujuk pada Pedoman Uji Stabilitas BPOM yang menjadi acuan utama industri.

Metode Praktis Pengukuran Viskositas Sediaan Herbal

Mengukur viskositas tidak harus rumit atau mahal. Kuncinya adalah memilih alat yang tepat untuk jenis produk Anda dan mengikuti prosedur yang benar. Bagi formulator dan UMKM herbal, memahami dua jenis viskometer utama sudah cukup untuk memulai kontrol kualitas yang efektif.

Diagram Alir Pemilihan Viskometer:

  1. Identifikasi Jenis Produk Anda: Apakah produk Anda sangat encer (seperti infusa atau teh herbal) atau lebih kental (seperti sirup, suspensi, atau gel)?
  2. Produk Encer (Viskositas Rendah): Viskometer kapiler seperti Viskometer Ostwald bisa menjadi pilihan yang ekonomis. Alat ini mengukur waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler.
  3. Produk Kental (Viskositas Sedang hingga Tinggi): Viskometer rotasi, seperti yang diproduksi oleh Brookfield AMETEK, adalah standar industri. Alat ini mengukur torsi (gaya putar) yang dibutuhkan untuk memutar sebuah spindel di dalam sampel. Ini sangat ideal untuk suspensi dan gel karena dapat mengukur viskositas pada kecepatan putaran yang berbeda.

Untuk sebagian besar produk herbal cair dan semi-padat, viskometer rotasi adalah pilihan yang paling serbaguna dan andal.

Panduan Langkah-demi-Langkah: Menggunakan Viskometer Brookfield

Viskometer Brookfield adalah alat yang paling umum digunakan dalam industri farmasi untuk mengukur viskositas. Berikut adalah prosedur dasar yang dapat Anda adaptasi:

  1. Langkah 1: Persiapan Sampel
    Pastikan sampel Anda berada pada suhu yang terkontrol dan tercatat (misalnya, 25°C), karena suhu sangat memengaruhi viskositas. Pastikan tidak ada gelembung udara dalam sampel yang dapat mengganggu pembacaan.
  2. Langkah 2: Pemilihan Spindel dan Kecepatan (RPM)
    Pilih spindel dan kecepatan putaran yang sesuai. Aturan praktisnya: untuk cairan kental, gunakan spindel yang lebih kecil dan kecepatan rendah; untuk cairan encer, gunakan spindel yang lebih besar dan kecepatan tinggi. Tujuannya adalah mendapatkan pembacaan torsi antara 10% hingga 100%.
  3. Langkah 3: Pemasangan dan Pengukuran
    Pasang spindel yang dipilih pada viskometer. Celupkan spindel ke dalam sampel hingga tanda batas yang tertera. Nyalakan motor dan biarkan pembacaan stabil.
  4. Langkah 4: Pencatatan Hasil
    Catat nilai viskositas yang ditampilkan pada alat (biasanya dalam satuan centiPoise atau cP), beserta jenis viskometer, nomor spindel, kecepatan (RPM), dan suhu pengukuran.

Sebuah studi kasus nyata dalam penelitian formulasi gel ekstrak daun binahong menunjukkan aplikasi metode ini, di mana “pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Brookfield dengan spindle dan kecepatan 70 rpm” untuk mengevaluasi stabilitas fisik sediaan[2].

Tips dari Formulator:

  • Konsistensi Suhu adalah Kunci: Selalu ukur viskositas pada suhu yang sama untuk setiap batch. Gunakan penangas air (water bath) untuk menjaga suhu sampel tetap stabil selama pengukuran.
  • Hindari Gelembung Udara: Gelembung yang terperangkap di sekitar spindel akan menyebabkan pembacaan yang salah dan tidak stabil. Aduk sampel secara perlahan sebelum pengukuran untuk menghilangkannya.
  • Volume Sampel yang Cukup: Pastikan Anda menggunakan volume sampel yang cukup dalam wadah yang sesuai (biasanya beaker glass) agar spindel tercelup sempurna tanpa menyentuh dasar atau dinding wadah.

Menginterpretasikan Hasil: Apa Arti Angka Viskositas Anda?

Angka viskositas yang Anda dapatkan adalah data kuantitatif yang sangat berharga. Nilai ini menunjukkan seberapa kental produk Anda dan dapat digunakan sebagai standar kualitas untuk setiap batch produksi.

Sebagai acuan umum, nilai viskositas yang baik untuk sediaan suspensi herbal umumnya berkisar antara 100-3000 cP. Rentang ini cukup kental untuk memperlambat pengendapan partikel, namun masih cukup encer untuk dapat dituang dengan mudah.

Penting juga untuk memahami sifat alir produk Anda.

  • Cairan Newtonian: Viskositasnya tetap konstan meskipun kecepatan pengadukan (RPM) diubah. Contoh: air, sirup gula sederhana.
  • Cairan non-Newtonian (Pseudoplastis): Viskositasnya menurun ketika diaduk atau dituang lebih cepat. Ini adalah sifat yang diinginkan untuk banyak sediaan herbal seperti suspensi atau gel. Produk ini kental saat diam (menjaga stabilitas) tetapi menjadi lebih encer saat dikocok (mudah dituang).

Dengan mengukur viskositas pada beberapa kecepatan RPM, Anda dapat membuat rheogram (grafik sifat alir) untuk memahami bagaimana produk Anda akan berperilaku saat disimpan dan saat digunakan oleh konsumen.

Hubungan Sebab-Akibat: Bagaimana Viskositas Mempengaruhi Stabilitas

Viskositas bukanlah parameter yang berdiri sendiri; ia memiliki hubungan sebab-akibat yang langsung dengan stabilitas fisik, terutama pada sediaan suspensi. Hubungan ini dapat dijelaskan secara sederhana melalui Hukum Stokes.

Hukum Stokes menyatakan bahwa kecepatan pengendapan partikel dalam suatu cairan berbanding terbalik dengan viskositas cairan tersebut. Artinya, semakin tinggi viskositas (semakin kental cairannya), semakin lambat partikel akan mengendap. Sebaliknya, jika viskositas terlalu rendah (terlalu encer), partikel ekstrak herbal akan dengan cepat turun ke dasar botol, menyebabkan caking (endapan keras yang sulit didispersikan kembali).

Oleh karena itu, perubahan viskositas selama penyimpanan adalah lonceng alarm pertama yang menandakan adanya ketidakstabilan. Jika sirup herbal Anda menjadi lebih encer seiring waktu, ini adalah indikator kuat bahwa struktur formulasinya mulai rusak, yang akan segera diikuti oleh masalah lain seperti pengendapan atau pemisahan fase. Memantau viskositas secara berkala selama uji stabilitas adalah cara proaktif untuk mendeteksi masalah sebelum menjadi nyata secara visual. Untuk referensi akademis lebih lanjut, Anda bisa membaca tinjauan ilmiah mengenai Parameter Uji Viskositas Sediaan.

Studi Kasus Nyata: Kegagalan Formulasi Akibat Viskositas Rendah

Untuk melihat dampak langsung dari viskositas yang tidak tepat, mari kita lihat sebuah studi kasus dari penelitian ilmiah. Sebuah tim peneliti mengembangkan formulasi sirup antelmintik dari ekstrak bawang putih. Setelah formulasi selesai, mereka melakukan serangkaian uji mutu fisik, termasuk pengukuran viskositas[3].

Hasilnya sangat jelas: formulasi sirup yang mereka buat tidak memenuhi persyaratan viskositas yang ditetapkan standar. Sirup tersebut terlalu encer. Analisis para peneliti langsung menunjuk pada akar masalahnya: “Faktor yang menyebabkan produk tidak memenuhi persyaratan viskositas adalah karena dalam formula tidak ditambahkan bahan pengental”[3].

Studi kasus ini adalah pelajaran yang sempurna bagi para formulator. Kegagalan produk bukan disebabkan oleh bahan aktif yang buruk, melainkan oleh kurangnya komponen pendukung yang krusial untuk mencapai struktur fisik yang diinginkan. Ini membuktikan bahwa tanpa kontrol viskositas yang tepat melalui penambahan suspending agent atau pengental, bahkan formulasi dengan bahan aktif terbaik pun bisa gagal dalam uji kualitas dan stabilitas.

Strategi Jitu Mengontrol Viskositas & Menjamin Stabilitas

Memahami masalah adalah langkah pertama; menerapkan solusi adalah langkah selanjutnya. Mengontrol viskositas dan menjamin stabilitas memerlukan pendekatan strategis yang dimulai dari meja formulasi hingga proses produksi. Semua strategi ini harus berlandaskan pada kerangka kerja Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) untuk memastikan kualitas yang konsisten dan terstandar.

Memilih Bahan Pengental (Suspending Agent) yang Tepat

Bahan pengental adalah senjata utama Anda untuk mengendalikan viskositas. Pemilihan bahan yang tepat bergantung pada jenis sediaan, target viskositas, dan karakteristik bahan aktif Anda. Berikut adalah perbandingan beberapa bahan pengental yang umum digunakan:

Bahan PengentalSumberKonsentrasi TipikalKelebihanKekurangan
Na-CMC (Natrium CMC)Semi-sintetis0.5 – 2.0%Efektif, mudah didapat, stabil pada rentang pH luasBisa mengurangi rasa, rentan terhadap mikroba
PGA (Pulvis Gummi A.)Alami (Akasia)5 – 15%Alami, emolien yang baik, cocok untuk emulsiButuh konsentrasi tinggi, viskositas bervariasi
Xanthan GumAlami (Fermentasi)0.1 – 1.0%Sangat efisien, stabil terhadap suhu & pH, sifat alir baikBisa terasa lengket, harga relatif lebih tinggi
Karbopol (Carbomer)Sintetis0.1 – 0.5%Membentuk gel jernih, sangat efisien pada konsentrasi rendahMembutuhkan netralisasi (penyesuaian pH) untuk mengental

Mengontrol Suhu, pH, dan Eksipien Lainnya

Selain bahan pengental, beberapa faktor lain memainkan peran penting dalam menjaga viskositas dan stabilitas:

  • Suhu: Viskositas cairan memiliki hubungan terbalik dengan suhu. Semakin tinggi suhu proses atau penyimpanan, viskositas akan semakin menurun. Mengontrol suhu selama proses pencampuran dan pengisian adalah krusial untuk konsistensi batch-to-batch.
  • pH: pH formulasi dapat memengaruhi kelarutan bahan, efektivitas pengawet, dan terutama kinerja beberapa bahan pengental seperti Karbopol. Menjaga pH dalam rentang yang stabil (misalnya, 4-7 untuk sirup) sangat penting.
  • Pengawet & Antioksidan: Untuk mencegah ketidakstabilan mikrobiologi dan kimia, penambahan eksipien ini seringkali diperlukan. Pemilihan dan konsentrasinya harus sesuai dengan standar Farmakope.
EksipienFungsiContoh UmumKonsentrasi Efektif (Tipikal)
PengawetMencegah pertumbuhan mikrobaMetilparaben (Nipagin), Propilparaben (Nipasol)0.05 – 0.25%
AntioksidanMencegah oksidasi zat aktifAsam Askorbat (Vitamin C), Tokoferol (Vitamin E)0.01 – 0.1%

Checklist Troubleshooting Formulasi Tidak Stabil

Jika Anda menghadapi masalah stabilitas, gunakan tabel ini untuk membantu mendiagnosis dan menemukan solusi yang tepat.

Masalah TeridentifikasiKemungkinan Penyebab UtamaSolusi Strategis yang Dapat Diterapkan
Suspensi cepat mengendapViskositas terlalu rendah; Ukuran partikel tidak seragam.Tingkatkan konsentrasi suspending agent (misal: Na-CMC); Optimalkan proses pengecilan ukuran partikel (homogenisasi).
Produk menjadi encer saat disimpanDegradasi polimer pengental; Aktivitas mikroba.Pilih pengental yang lebih stabil terhadap pH/suhu; Periksa efektivitas sistem pengawet, tingkatkan jika perlu.
Terbentuk endapan keras (caking)Viskositas sangat rendah; Interaksi antar partikel.Tambahkan flocculating agent untuk membentuk endapan ringan; Tingkatkan viskositas secara signifikan.
Warna atau bau berubahOksidasi zat aktif; Paparan cahaya; Kontaminasi mikroba.Tambahkan antioksidan; Gunakan kemasan botol kaca gelap; Evaluasi kembali sistem pengawet yang digunakan.

Kesimpulan

Viskositas bukanlah sekadar angka teknis dalam formulasi herbal; ia adalah parameter strategis yang menjadi jantung dari stabilitas, kualitas, dan penerimaan produk. Dari mencegah suspensi mengendap hingga memastikan dosis yang seragam, kontrol viskositas yang cermat adalah jembatan antara formulasi yang bermasalah dan produk unggulan yang dipercaya konsumen.

Dengan memahami pilar-pilar stabilitas, menguasai metode pengukuran praktis menggunakan alat seperti Viskometer Brookfield, dan menerapkan strategi formulasi yang cerdas—seperti pemilihan bahan pengental dan kontrol parameter kritis—Anda kini memiliki pengetahuan dari A hingga Z. Anda tidak hanya mampu mendiagnosis masalah, tetapi juga secara proaktif merancang produk herbal yang konsisten, efektif, dan memiliki umur simpan yang andal. Inilah saatnya untuk menerapkan pengetahuan ini dan mengangkat kualitas produk Anda ke level berikutnya.

Untuk mendukung operasional bisnis dan proses kontrol kualitas di perusahaan Anda, CV. Java Multi Mandiri hadir sebagai mitra terpercaya. Kami adalah supplier dan distributor alat ukur dan uji, termasuk berbagai jenis viskometer yang esensial untuk industri herbal dan farmasi. Kami tidak hanya menyediakan instrumen, tetapi juga solusi untuk membantu perusahaan Anda mengoptimalkan produksi dan memastikan setiap produk memenuhi standar kualitas tertinggi. Untuk mendiskusikan kebutuhan perusahaan Anda, silakan hubungi tim ahli kami melalui halaman kontak kami.

Rekomendasi pH Meter


Disclaimer: Informasi dalam artikel ini bertujuan untuk edukasi dan tidak menggantikan saran profesional dari apoteker atau formulator berkualifikasi. Selalu patuhi pedoman CPOTB dan regulasi BPOM yang berlaku.


Referensi

  1. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. (N.D.). BPOM Terbitkan Pedoman Uji Stabilitas Suplemen Kesehatan, Permudah Penjaminan Mutu Suplemen Kesehatan Sesuai Masa Simpan. Diakses dari https://www.pom.go.id/siaran-pers/bpom-terbitkan-pedoman-uji-stabilitas-suplemen-kesehatan-permudah-penjaminan-mutu-suplemen-kesehatan-sesuai-masa-simpan
  2. Lestari, T. P. (N.D.). Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Dengan Variasi Konsentrasi Karbopol Sebagai Gelling. HERCLIPS (Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Sciences). Diakses dari https://journal.umg.ac.id/index.php/herclips/article/download/7373/4078
  3. Formulasi, Uji Stabilitas Fisik, dan Efektifitas Sirup Antelmentik Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.). (N.D.). JPSCR (Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research). Diakses dari https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/viewFile/83298/pdf

Main Menu